Jumat, 12 Januari 2018

Sejarah Mercusuar Anyer & Titik Awal Pembangunan Jalan Anyer-Panarukan



ANYER, siapa yang tak kenal dengan tempat ini. Tempat yang tak hanya terkenal dengan pantainya, namun juga disebut-sebut dalam lantunan lagu “Antara Anyer dan Jakarta”. Anyer juga menyimpan sebuah benda, saksi sejarah dari bangsa ini. Bangunan bersejarah yang merupakan peninggalan Belanda ini berada tepatnya di desa Cikoneng kampung Bojong. Bangunan yang terletak 5 km dari pusat Anyer ini merupakan mercusuar atau menara suar. Mercusuar ini tampak mencolok sebab berada di tepi jalan yang menghubungkan kawasan wisata Anyer-Carita.
Menara suar ini diyakini sebagai titik nol atau titik awal dari pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels. Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia belanda ke 36 yang memerintah dari tahun 1808 sampai dengan tahun 1811. Selain membangun rute jalur Batavia – Banten, Pada tahun 1809-1810 Daendels juga membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang Jaraknya 1000 km.
Jika melihat dari tulisan yang tertera di atas pintu masuk, mercusuar ini dibangun tahun 1885. Padahal jalan Anyer-Panarukan dibangun tahun 1825. Jadi, awalnya mercusuar ini dibangun pada tahun 1806, proyek jalan Anyer-Panarukan baru dijalankan tahun 1825. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Mercusuar ini hancur, hanya menyisakan pondasinya saja. Pada dua tahun kemudian, yakni1885, di bawah pemerintahan Z.M Willem III mercusuar ini kembali dibangun (ada juga yang menyebutkan bahwa mercusuar ini adalah hadiah dari Z.M Willem III). Jadi, bangunan mercusuar yang berdiri saat ini adalah bangunan baru. Bahkan lokasinyapun berbeda dengan bangunan awal. Mercusuar yang saat ini dibangun 500m lebih ke daratan, sementara untuk pondasi mercusuar lama saat ini dijadikan sebagai tugu nol kilometer.
Bangunan setinggi 75,5 meter ini masih kokoh berdiri hingga sekarang. Dinding bangunan terbuat dari baja setebal 2,5-3cm yang masih sangat bagus. Dinding bangunannya secara rutin di cat ulang sedangkan bagian dalam selalu dibersihkan agar tidak licin. Untuk mencapai puncak tertinggi mercusuar, pengunjung harus naik tangga manual 286 anak tangga dari 18 lantai. Dari uncak mercusuar inilah bisa terlihat pemandangan yang sangat indah.
Selain menjadi saksi bisu pembuatan jalan Anyer-Panarukan, mercusuar ini juga merupakan saksi dari masa peperangan saat Jepang berusaha merebut Indonesia. Salah satu bukti nyata terlihat di sisi luar bangunan mercusuar dimana terdapat bekas tembakan meriam Jepang yang sudah di tambal pada bagian dinding mercusuar (menurut beberapa sumber ada di lantai 2 dan 12).

Sesuai dengan namanya yaitu mercusuar, bangunan ini berfungsi membantu navigasi kapal-kapal yang berlayar di Selat Sunda. Hingga sekarang, mercusuar ini masih digunakan sebagaimana fungsinya untuk membantu pelayaran. Pengelolaan dan pemeliharaan mercusuar ini dipegang oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla). Mercusuar Anyer ini terdaftar dalam Daftar Suar Indonesia (DSI) dengan nomor 2260. Cahaya lampu yang digunakan oleh mercusuar ini sebesar 1000watt, dan mulai dinyalakan sejak pukul 18.00 hingga pagi. Selain bohlam, juga terdapat kaca pembesar untuk memperluas jangkauan sinar. Cahaya dari mercusuar ini bisa menjangkau sejauh 20-25mil (1mil= 1609 m)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar