Mentari pagi menyambut kedatangan kami di Anyer, Kebetulan
kuliah sedang libur, jadi bisa ke Anyer.
Lumayan, sambil refreshing.Pertama kali tiba di Anyer, Rasanya aku ingin keluar
mencari udara segar, juga ingin keliling melihat-lihat pemandangan pantai di
Anyer. Tapi tidak tahu harus kemana. Untunglah ada om ku, om Heri, yang mau
mengajakku keliling Anyer. Aku diajak ke salah satu objek wisata, yaitu Pantai
Karang Bolong.
Karang Bolong adalah nama pantai di Anyer. Lokasinya 50 Km
dari Kota Serang. Pantai Karang Bolong mempunyai keunikan yang berbeda dengan
pantai lainnya, selain ombaknya yang besar, juga terdapat gunung-gunung karang
yang tinggi disekitar pantai. Waktu yang tepat untuk mengunjungi pantai ini
yaitu pada sore hari ketika matahari hendak terbenam. Agar tidak tersengat
panasnya matahari.
Tiket masuk pantai ini cukup murah, namun jika anda membawa
kendaraan bermotor, biasanya akan dihitung perkendaraan dan dikenakan biaya
parkir pula. Jangan takut kelaparan, anda dapat membeli makanan yang tersedia
di wilayah pantai Karang Bolong.
Berbicara tentang Karang Bolong, Pada awalnya pantai ini
dikenal dengan sebutan Pantai Karang Suraga, namanya di ambil dari seseorang
yang berilmu tinggi yang sedang bertapa di kawasan pantai ini hingga akhir
hayatnya, nama seseorang tersebut adalah Suryadilaga. Namun seiring berjalannya
waktu dan perkembangan, maka pantai ini lalu berubah nama menjadi Pantai Karang
Bolong, dikarenakan memiliki tebing karang besar di pantai yang bentuknya
berlubang di tengah. Satu ujung karangnya berada di tepi pantai dan sementara
lainnya menghadap ke laut lepas.
Angin menderu kencang namun sejuk. Air laut menggulung
terpecah di bibir pantai. Kita dapat tracking menuju puncak karang. Anak
tangganya memang sedikit sempit dan berkelok, namun pemandangan indah
disekitarnya membuat anda tidak merasa lelah. Sampai di atas, anda akan disuguhkan
pemandangan indah laut yang biru dan anak gunung krakatau dari kejauhan.
Hanya sekitar 2 jam kami berada di pantai Karang Bolong,
karena waktu sudah beranjak malam, walau rasanya masih belum ingin pulang tapi
mau bagaimana lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Canda tawa menutup
perjalanan kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar